Begini Data Nasabah Diperjualbelikan

KBMagz - Ada satu rahasia umum di kalangan tenaga pemasaran perbankan kala mencari calon nasabah, yakni praktik jual beli data. Ryan, 26 tahun, card bussines officer sebuah bank swasta nasional di Medan, Sumatera Utara mengaku praktik itu sudah lazim. 

“Itu istilahnya call connection, jadi antar marketing itu sering jual beli data nasabah. Misalnya marketing bank A punya nasabah, datanya bisa diberikan ke marketing di bank B untuk diprospek ulang sama dia,” kata Ryan saat berbincang dengan detikcom, Kamis (23/8) lalu. 

Data-data tersebut, ujar Ryan, digunakan sebagai daftar calon nasabah potensial yang bisa diprospek untuk berbagai macam kepentingan. Misalnya, menawarkan kartu kredit, asuransi, atau kredit tanpa agunan.





Database nasabah itu dikumpulkan saat seseorang akan membuka kartu kredit, saat buka rekening, atau mengajukan kredit pemilikan rumah dan kredit tanpa agunan. Saat mengisi aplikasi tersebut biasanya calon nasabah mengisi data pribadinya secara lengkap, mulai nomor telepon genggam sampai nama orang tua kandungnya. 

Jual beli data ini menurut Ryan umumnya dilakukan antar individu marketingnya, tanpa melibatkan bank atau perusahaan terkait. Soal harga sangat variatif, tergantung kesepakatan antara pembeli dan penjual disesuaikan dengan jumlah dan kelengkapan data. 

Hubungan emosional dan kedekatan antar pembeli dan penjual juga berpengaruh menentukan tarif. Tapi tukar menukar data tak melulu dilakukan dengan imbalan setumpuk rupiah, kadang-kadang bisa juga dengan sistem barter.

Ryan mengaku tak terlalu tahu tentang harga satu data karena ia lebih sering melakukan skema kedua, barter. “Kalau aku sendiri enggak pernah jual dan beli data, tapi kawan-kawan ada. Kalau aku jujur saja, ya kadang-kadang tukaran data sama kawan, itu pun kalau kawan dekat,” ujar dia.

Sistem barter punya aturan tersendiri. Setiap nasabah yang dihubungi wajib diberitahu terlebih dulu dari mana data pribadinya didapatkan oleh si marketing. Hal ini demi melancarkan proses pendekatan dengan si calon nasabah.

Praktik tukar menukar data pribadi nasabah tak hanya dilakukan antar marketing bank tapi juga dengan pihak lain seperti marketing penjual rumah serta perusahaan pembiayaan. “Tidak hanya di bank, di (perusahaan) asuransi dan lain-lain juga begitu,” ungkapnya Ryan. 

Bayu Juliandra, 25 tahun, sangat terbantu dengan adanya praktik jual beli data pribadi ini. Empat bulan lalu, saat pertama kali bekerja di sebuah perusahaan pialang saham di Bandung, Bayu sempat kelimpungan mencari calon nasabah. 

Untungnya, manajer perusahaan tempat ia bekerja menawarkan setumpuk data yang ia bisa ia hubungi dan diprospek. Selama sebulan pertama, ia masih diberi ‘asupan’ data base.

Namun pada bulan kedua dan ketiga, supply data mulai dihentikan dan Bayu mulai dituntut untuk mencari sendiri database nasabah. “Bulan berikutnya memang disuruh cari sendiri, dikasih tahu cara-caranya,” kata dia saat berbincang dengan detikcom, Jumat (23/8) lalu.

Cara yang diajarkan atasannya adalah memanfaatkan jaringan dengan sesama marketing lain untuk mendapat supply calon nasabah baru. Maka ia harus bisa menghubungi sebanyak mungkin orang yang potensial. 

Pria yang kini bekerja sebagai fotografer lepas ini mengaku harga database itu sangat variatif, berkisar antara Rp 100 – Rp 200 ribu per seribu data. Tapi tarif itu hanya berlaku untuk database yang hanya terdiri dari nama dan nomor telepon. 

“Itu pun bisa murah-murah karena biasanya sudah bekas, kadang-kadang nomornya enggak aktif,” kata Bayu. Makin lengkap data, misalnya ada alamat rumah, domisili, pekerjaan, email, maka akan semakin mahal harganya. 

Apalagi jika database itu adalah kelompok orang calon nasabah kelas atas. Tapi data lengkap itu pun tak sembarang diedarkan, melainkan hanya oleh sesama marketing yang sudah saling kenal dekat.

Githa, 31 tahun, penulis lepas yang tinggal di Bekasi pun mengakui praktik jual beli data pribadi sangat lazim ditemui di kalangan tenaga penjual. Dia mengakui data yang sudah diberikan seseorang saat mendaftar aplikasi kartu kredit atau asuransi bisa beredar liar dan sulit dijaga keamanannya. “Ada semacam jual beli data oleh oknum marketingnya, itu sudah sudah lama, sudah busuk!," kata dia

Sumber : detikNews

» Read More...

E-book SNMPTN For Dummies

Share Halaman Ini Ke Teman Facebook Kalian!
 
 
Judul     : Strategi Lulus Snmptn For Dummies
Bahasa  : Indonesia
Penulis  : Yorisan Permana B
Jumlah halaman : 23
Format ebook: PDF
Harga : Rp. 0,-
Perekomendasi : autonix

Gambar Ebook Strategi Lulus Snmptn For Dummies

“Kenali musuh dan dirimu sendiri & dalam ratusan peperangan anda tidak akan terkalahkan : kalau anda hanya mengenali diri anda sendiri tanpa mengenali musuh, kemungkinan kalah dan menang seimbang : kalau anda tidak mengenali musuh dan diri anda sendiri anda dipastikan kalah”
“Jika anda yakin akan menang, majulah perang. Jika anda tidak yakin akan menang, mundurlah terlebih dulu untuk menyusun kekuatan, jika anda sudah merasa yakin menang, majulah kembali” (Sun Tzu – The Art Of War)
SN PTN bukan masalah kita pintar atau tidak, karena pintar saja tidak cukup, tetapi apakah kita cerdik atau tidak. Cerdik dalam mengatur strategi.
Dalam ebook ini teman-teman akan menemukan arti cerdik yang kami maksud. Dengan membaca ebook ini kami harapkan yang buta akan apa itu SNM PTN akan sedikit terbuka. Yang belum terpanggil akan terpanggil, dan yang sudah bersemangat akan semakin bersemangat.
Download ebooknya dengan mengklik tombol di bawah ini!

Kunjungi juga website penerbit ebooknya di www.yorigroup.wordpress.com

» Read More...

Konferensi Hacker di Bali, Bahas Transaksi Perbankan

Setiap orang harus mempertahankan mesin servernya masing-masing. Tapi ia juga harus siap untuk menyerang mesin lain. Akan ada adu kecerdikan membobol. Inilah simulasi perang para hacker yang akan digelar di Bali.
Itu salah satu kegiatan yang akan digelar di Indonesian Security Conference 2010 (IDSECCONF 2010), pada 16 dan 17 Oktober nanti di STMIK Bali. Ajang adu retas itu, alias permainan "capture the flag", memang akan memposisikan para penjaga server sebagai penjaga benteng. Untuk merebut bendera benteng, taklukkan dulu penjaganya.
Tema konferensi tahun ini adalah keamanan dalam bertransaksi di perbankan elektronik dan pembayaran elektronik. Berbagai isu keamanan dan kerawanan dalam transaksi e-banking dan e-payment akan dibahas.
Sejumlah pemateri akan mempresentasikan berbagai kegiatan meretas. Misalnya y3dips yang bakal bicara soal cara meretas jaringan pribadi. Ada pula indo.pick yang membawa materi membobol brankas dengan lock pick. Ada yang akan membahas soal skimming di mesin ATM hingga cara cepat melakukan hacking pada bank dari tempat-tempat yang tak menarik perhatian, bahkan saat mengantri di bank! Para pemateri adalah hasil seleksi dari makalah yang dikirim ke panitia.
Lalu, dua analis keamanan teknologi informasi, yaitu Yono Reksoprodjo dan Jim Geovedi, juga akan memberikan 'kuliah' di sana.
Bila ingin tahu bahkan ingin ikut di acara yang terbuka untuk umum ini, Anda bisa melihatnya di http://idsecconf.org. Acara ini terbuka bagi pelajar, mahasiswa, pengikut perkembangan teknologi informasi, praktisinya, hingga rakyat biasa.
Dodi IR
dodi[at]yahoo-inc.com

» Read More...